PEDOMAN-ONLINE.ID – Kementerian Kesehatan Singapura mengindikasikan kemungkinan puncak gelombang COVID-19 telah tercapai dengan penurunan jumlah infeksi selama tiga hari terakhir hingga 24 Desember 2023.
Meskipun demikian, Menteri Kesehatan, Ong Ye Kung, memperingatkan potensi kenaikan setelah perayaan festival dan tahun baru, namun diyakini masih dapat terkendali.
“Sebelumnya banyak pihak yang meminta pemerintah untuk kembali mewajibkan penggunaan masker, terutama saat naik angkutan umum. Jika persyaratan ini dirasa penting, kami akan mewajibkannya lagi, namun untuk gelombang ini, kami yakin kami dapat bertahan tanpa tindakan pengamanan tambahan,” ujarnya dikutip dari media Malaysia, Berita Harian, Selasa (26/12/2023).
Singapura, yang memiliki 10.000 tempat tidur di fasilitas kesehatan, menghadapi penuhnya 600-700 tempat tidur rumah sakit. Meskipun tidak mewajibkan penggunaan masker, angka infeksi menunjukkan penurunan rata-rata pergerakan tujuh hari dari 7.870 pada 12 Desember menjadi 6.060 pada 20 Desember.
Namun, jumlah kasus parah dan penerimaan ke unit perawatan intensif (ICU) mencatat rekor tertinggi tahun ini, hampir dua kali lipat dibandingkan gelombang infeksi sebelumnya pada bulan April.
Menteri Ong Ye Kung menyoroti pentingnya mengikuti perkembangan vaksinasi COVID-19 secara berkala, terutama bagi lansia. Menurutnya, efek vaksin dapat hilang dalam satu hingga satu setengah tahun setelah penyuntikan.
Meskipun kasus infeksi meningkat selama empat minggu berturut-turut, dari 10.726 pada 12-18 November menjadi 58.300 pada 10-16 Desember, Profesor Alex Cook dari Universitas Nasional Singapura memperingatkan bahwa kasus parah mungkin mencapai puncaknya setelah kasus sedang mencapai puncaknya.
Walaupun terjadi penurunan kasus, Cook menegaskan bahwa gelombang virus corona belum selesai sampai kasus kembali menurun.
Discussion about this post