PEDOMAN-ONLINE.ID – Lebih dari 625.000 siswa di Jalur Gaza terhenti pendidikannya karena hampir seluruh sekolah di wilayah tersebut rusak atau hancur akibat serangan militer Israel sejak pecah perang pada 7 Oktober tahun lalu.
Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO), dan Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) menyatakan dalam pernyataan bersama bahwa sekitar 75 persen sekolah tutup karena rusak atau hancur, memaksa sekitar 22.000 guru kehilangan pekerjaan dan 300.000 anak putus sekolah.
Badan tersebut menyerukan penghentian perang agar siswa dan guru Palestina dapat melanjutkan pendidikan dengan aman. Kementerian Pendidikan di Gaza mencatat bahwa 4.327 pelajar laki-laki dan perempuan tewas, sementara 7.819 lainnya menjalani operasi militer Israel. 231 guru dan pengelola sekolah tewas, dan 756 lainnya luka-luka.
Kebrutalan Israel tak hanya merusak sekolah, tetapi juga merambah ke sektor pendidikan tinggi, dengan 12 perguruan tinggi di Gaza hancur. Israel diakui menghancurkan setiap universitas di Gaza secara bertahap, termasuk universitas Islam dan Al-Azhar. Demikian kantor berita WAFA melaporkan.
Universitas Israa di selatan Gaza juga diubah menjadi pangkalan militer dan fasilitas penahanan sebelum dihancurkan, yang terbukti melalui video yang dibagikan oleh media Israel pada 17 Januari lalu.
Menurut pemantau Hak Asasi Manusia Euro-Med, total 94 profesor universitas dan staf pengajar tewas akibat serangan militer Israel di Gaza.
Discussion about this post