PEDOMAN-ONLINE.ID, Gaza – Meskipun serangan di Gaza Palestina belum berhenti, warga Palestina terus menunjukkan ketahanan luar biasa, termasuk para jurnalis yang berdarah Palestina. Salah satu tokoh yang menarik perhatian adalah Wael Al-Dahdouh, seorang jurnalis Aljazeera yang penuh dedikasi, meski hidupnya dipenuhi oleh duka dan bahaya.
Beberapa hari lalu, Wael bersama rekannya, Samer Abudaqa, menjadi korban serangan Israel. Samer meninggal, dan Wael terluka di lengannya. Namun, tanpa menghiraukan luka-lukanya, Wael kembali ke medan perang untuk terus menyampaikan berita, menggambarkan keteguhan dan semangat yang luar biasa.
Rekan-rekan jurnalis Palestina mengungkapkan penghargaan dan rasa hormat mereka terhadap dedikasi Wael yang tak tergoyahkan.
Anak pertama Wael, @hamza_w_dahdouh, menulis, “Liputan tetap berlanjut di tengah kesakitan yang menyiksa.”
Namun, ini bukan pertama kalinya Wael harus menghadapi duka yang mendalam. Pada November 2023, dia kehilangan istri, putra, putri, cucu, dan keluarganya dalam serangan udara Israel. Sebagai seorang jurnalis, Wael harus menjadi saksi dan melaporkan tragedi yang melibatkan orang-orang terdekatnya sendiri.
Dalam momen tragis itu, Wael terus bekerja tanpa kenal lelah, meliput peristiwa di Kota Gaza. Keluarganya, dihadapkan dengan ancaman serangan terus-menerus di utara Jalur Gaza. Pindah dari satu tempat ke tempat lain, hingga mereka berakhir di kamp pengungsi Nuseirat di selatan Wadi Gaza.
Dalam sebuah wawancara, Wael menceritakan momen sulit sebagai seorang jurnalis Palestina yang meliput kejadian yang melibatkan keluarganya sendiri. Dia harus mengucapkan selamat tinggal kepada mereka dan menjadi saksi kesedihan orang-orang yang selalu menjadi bahan wawancaranya.
Meskipun penderitaan dan ketidakamanan terus melanda Palestina selama bertahun-tahun. Semangat dan ketahanan Wael Al-Dahdouh terus bersinar sebagai inspirasi bagi warga Palestina dan dunia untuk tidak pernah menyerah di tengah badai konflik yang tak kunjung mereda.
Discussion about this post