PEDOMAN-ONLINE.ID, Batam – Sebuah kelompok peneliti dari Technical University of Denmark telah mengembangkan perangkat yang dikenal sebagai kalkulator kematian berbasis kecerdasan buatan (AI). Kalkulator kematian ini menggunakan model chatbot yang disebut life2vec.
Menurut ketua tim peneliti, Sune Lehmann, sekitar 74 persen prediksi yang diberikan oleh kalkulator kematian AI ini telah terbukti benar.
“Kami menggunakan rentetan kejadian dalam hidup untuk memprediksi kehidupan manusia,” ujar Lehmann kepada New York Post pada Jumat (22/12/2023).
Chatbot life2vec bekerja dengan menganalisis beragam faktor, seperti riwayat kesehatan mental, usia, diagnosis penyakit, jenis profesi, posisi pekerjaan, hingga besar pemasukan.
Untuk melakukan analisis komprehensif, chatbot life2vec dilatih dengan data dari kurun waktu 2008-2026. Dalam periode ini, life2vec diperkaya dengan data riil dari kehidupan enam juta warga Denmark. Data-data ini dijamin keamanannya dan tidak dibuka untuk publik dan perusahaan.
Cara kerja life2vec mirip dengan ChatGPT. Pengguna dapat mengajukan pertanyaan sederhana, seperti peluang mereka untuk meninggal dalam empat tahun ke depan melalui ketikan.
Dapat Prediksi Kematian 4 Tahun ke depan
Life2vec dapat memberikan prediksi kematian dalam empat tahun ke depan dengan benar pada sekitar 75 persen kasus, seperti dilansir USA Today.
Tim peneliti mengungkap bahwa life2vec mampu memprediksi dengan tingkat akurasi 78 persen siapa saja partisipan dalam penelitian yang akan mengalami kematian pada 2020. Namun, hasil ini tidak diinformasikan kepada partisipan karena pertentangan dengan kode etik.
Saat ini, program dan data life2vec belum dirilis secara publik. Tim peneliti masih mengembangkan cara untuk membuat chatbot ini memberikan hasil yang lebih terbuka tanpa melanggar privasi para partisipan.
Profesor ilmu komputer Tina Eliassi-Rad menekankan bahwa karena life2vec dikembangkan dengan data warga Denmark, akurasi prediksinya mungkin tidak setinggi pada orang di luar Denmark.
Eliassi-Rad juga menilai bahwa teknologi seperti life2vec seharusnya lebih digunakan untuk menganalisis tren sosial daripada memberikan prediksi individual.
Discussion about this post