PEDOMAN-ONLINE.ID – Umat Kristen dan gereja di Suriah, khususnya di distrik pusat Azizia, telah membatasi perayaan Natal mereka sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina yang menderita akibat perang di Gaza.
Tradisional pasar perayaan dan hiasan Natal di sekitar jalan-jalan yang ramai sekarang sepi, tanpa dekorasi Natal yang biasanya menghiasi kawasan tersebut.
Uskup Katolik Suriah di Aleppo, Mor Dionysius Antoine Shahda, menyatakan, “Di Suriah, kami membatalkan semua perayaan dan upacara resmi di gereja sebagai tanda solidaritas kepada para korban pemboman di Gaza oleh tentara Israel.” Demikian dilaporkan AFP.
Selain gereja Katolik, pemimpin gereja-gereja besar lainnya di Suriah juga memutuskan untuk membatalkan perayaan Natal, hanya menggelar upacara keagamaan, dan meminta maaf karena tidak menerima ucapan selamat Natal dan Tahun Baru. Katedral Mariamite Ortodoks Yunani di Damaskus juga terlihat memasang dekorasi sederhana sebagai bentuk penghormatan.
Warga Damaskus, seperti Rachel Haddad, mengungkapkan bahwa ketakutan akan berita kehancuran di Gaza telah mengurangi semangat perayaan.
“Tahun ini sangat menyedihkan. Ini dimulai dengan gempa bumi yang melanda Turki selatan dan Suriah, menewaskan sedikitnya 55.000 orang, dan berakhir dengan perang di Gaza. Tidak ada kesempatan untuk bersukacita,” katanya.
Sementara itu, serangan Israel di Gaza terus berlanjut, dan aksi brutal tersebut menimbulkan keprihatinan dunia. Pejuang Hamas melaporkan lebih dari 200 orang tewas dalam serangan Israel, dan pasukan rezim Israel dilaporkan melanjutkan serangannya setelah 11 minggu perang. Serangan tersebut berlangsung meskipun Dewan Keamanan PBB telah mengadopsi resolusi untuk mengirim lebih banyak bantuan ke Jalur Gaza yang terkepung.
Discussion about this post