PEDOMAN-ONLINE.ID, Gaza – Dalam arena peperangan Gaza, nama Abu Ubaidah dan Abu Hamzah, menjadi tidak asing lagi. Keduanya tampil dengan wajah tertutup menceritakan perkembangan medan pertempuran para pejuang Palestina di garis depan.
Ya, keduanya adalah juru bicara militer. Abu Ubaidah juru bicara Brigade Al Qassam dengan ikat kepala warna hijau. Sementara Abu Hamzah juru bicara Brigade Saraya Al Quds dengan ikat kepala warna kuning keemasan.
Meski posisi mereka sama sebagai juru bicara militer, perbedaan signifikan terletak pada sayap militer yang mereka wakili, yaitu Hamas dan Al Jihad Al Islami.
Walaupun keduanya berbeda kelompok, mereka berbagi akar gerakan Islami Sunni Wasathi yang dirintis oleh Hasan Al Banna.
Salah satu pendiri Al Jihad Al Islami; Ramadhan Abdullah Syalah yang kepalanya pernah dihargai 5 juta US Dollar oleh FBI dan MI6 menyebutkan: “Kami gerakan Al Jihad Al Islami dan Hamas keluar dari satu rahim yang sama yaitu rahim gerakan Islami Sunni Wasathi yang didirikan oleh Asy Syahid Hasan Al Banna.”
Dalam tulisan ini, kita akan mencoba memahami perbandingan antara keduanya. Melihat pernyataan terkini terkait pertukaran tawanan, dan menyelidiki pandangan seorang pengamat dan pakar strategi, Boulbaba Salem, dari Tunisia.
Pertukaran Tawanan: Suara Abu Ubaidah
Dalam pernyataannya, Abu Ubaidah menekankan bahwa setiap tawanan Israel hanya akan dibebaskan melalui pertukaran tawanan bersyarat, seperti yang diumumkan sejak awal perang.
Ia juga menegaskan bahwa kebenaran kalimat mereka tentang perlakuan terhadap tawanan telah terbukti. Sedangkan pihak Israel menunjukkan perilaku kejam dan sadis terhadap tawanan mereka.
Pertukaran Tawanan: Suara Abu Hamzah
Abu Hamzah, dalam pernyataannya, menyampaikan pesan tegas kepada masyarakat zionis dan tawanan Israel di Gaza.
Ia menyoroti upaya terus-menerus Dajjal Netanyahu untuk memainkan situasi ini demi tetap berkuasa.
Namun, Abu Hamzah meyakinkan bahwa tawanan di tangan mereka hanya akan dibebaskan melalui dua kemungkinan: mati dalam serbuan Israel atau berhasil pulang melalui pertukaran tawanan bersyarat.
Analisis Boulbaba Salem:
Penganalisis strategi dan politik, Boulbaba Salem, memberikan wawasan lebih lanjut. Menurutnya, Al Qassam dan kelompok pejuang lainnya menuntut pengosongan seluruh penjara Israel dari tawanan Palestina dan rekonstruksi Gaza sebagai syarat untuk pembebasan tawanan.
Salem menekankan bahwa “Israel tanpa dukungan Amerika bukanlah ancaman serius.” Menyimpulkan, para pejuang Gaza, jika dibiarkan sendiri, dapat mencapai Tel Aviv.
Dalam situasi yang semakin kompleks, pandangan dan strategi dua jubir utama ini menambahkan lapisan ke kompleksitas dinamika konflik di Gaza.
Konflik di Gaza tidak hanya mencakup pertarungan fisik, tetapi juga perang naratif dan diplomasi di mana tawanan menjadi poin penting dalam pertempuran tersebut.
Referensi: Telegram Channel Budi Ashari Official
Discussion about this post